Surat Permohonan Keringanan Pembayaran: Panduan Lengkap & Contoh Ampuh!
Kehidupan kadang nggak sesuai rencana, ya kan? Ada aja kejadian tak terduga yang bikin kondisi finansial kita goyang. Mungkin tiba-tiba kehilangan pekerjaan, ada tagihan medis mendadak, atau bisnis lagi seret. Di saat-saat seperti itu, rasanya beban cicilan atau tagihan bulanan jadi terasa berat banget. Nah, salah satu jalan keluar yang bisa kamu tempuh adalah mengajukan keringanan pembayaran. Caranya? Lewat surat permohonan keringanan pembayaran.
Surat ini bukan sekadar secarik kertas biasa, lho. Ini adalah alat komunikasimu yang formal untuk menjelaskan situasi sulit yang sedang dihadapi dan meminta pengertian dari pihak yang berhak menerima pembayaranmu. Tujuannya jelas, memohon agar beban pembayaran bisa disesuaikan dengan kemampuan kita saat ini.
Apa Itu Surat Permohonan Keringanan Pembayaran?¶
Secara gampang, surat permohonan keringanan pembayaran adalah surat resmi yang kamu tulis kepada seseorang atau institusi yang berhak menerima pembayaran darimu. Isinya adalah penjelasan jujur mengenai kesulitan finansial yang sedang kamu alami dan permohonan agar kamu diberi kelonggaran dalam melakukan pembayaran. Kelonggaran ini bisa macem-macem bentuknya.
Image just for illustration
Fungsinya vital banget, terutama saat kamu merasa tertekan oleh tagihan yang menumpuk. Dengan surat ini, kamu menunjukkan niat baik untuk tetap menyelesaikan kewajibanmu, meskipun butuh penyesuaian. Ini jauh lebih baik daripada menghilang atau menghindari penagih, yang justru bisa memperburuk situasi dan kredibilitasmu.
Pengertian dan Fungsi¶
Surat ini fungsinya mirip jembatan komunikasi saat kamu lagi mentok soal duit. Kamu mengakui adanya utang atau kewajiban pembayaran, tapi di saat yang sama kamu sedang nggak sanggup bayar sesuai jadwal atau jumlah yang ditentukan. Makanya, kamu memohon “keringanan”.
Fungsi utamanya adalah untuk memulai negosiasi secara formal. Kamu memberikan kesempatan kepada pihak kreditur atau penagih untuk memahami posisimu dan mempertimbangkan solusi bersama. Tanpa surat ini, mereka mungkin hanya akan melihatmu sebagai penunggak biasa, tanpa tahu cerita di baliknya.
Kapan Kita Membutuhkannya?¶
Kamu butuh surat ini ketika:
1. Mengalami penurunan pendapatan signifikan (misalnya, kehilangan pekerjaan, penurunan omzet bisnis).
2. Ada pengeluaran tak terduga yang besar (seperti biaya medis darurat, perbaikan rumah mendesak).
3. Terkena dampak bencana alam atau kejadian luar biasa lainnya yang mempengaruhi keuangan.
4. Merasa sulit sekali memenuhi kewajiban pembayaran tepat waktu atau sesuai jumlah.
Intinya, saat kamu prediksi atau sudah nggak sanggup lagi membayar sesuai perjanjian awal, inilah saatnya bikin surat permohonan ini. Jangan tunggu sampai didatangi penagih atau dikenakan denda besar, lebih baik proaktif dari awal.
Siapa Saja yang Bisa Dikirimi Surat Ini?¶
Surat permohonan keringanan pembayaran ini bisa ditujukan ke berbagai pihak, tergantung kepada siapa kamu memiliki kewajiban pembayaran. Ini bukan hanya soal utang bank, lho. Bisa jadi kewajiban lain yang sama pentingnya.
Image just for illustration
Pihak-pihak yang umum dikirimi surat ini antara lain:
* Bank atau Lembaga Pembiayaan: Untuk cicilan KPR, KTA, cicilan kendaraan, atau kartu kredit. Ini paling umum, ya.
* Institusi Pendidikan: Untuk pembayaran uang sekolah atau kuliah yang tertunda.
* Perusahaan Leasing: Kalau kamu mencicil barang elektronik, furniture, atau kendaraan lewat leasing.
* Rumah Sakit atau Fasilitas Kesehatan: Untuk tagihan biaya pengobatan yang besar.
* Pemerintah atau Lembaga Pajak: Untuk permohonan cicilan atau penundaan pembayaran pajak.
* Pemilik Properti (Landlord): Jika kamu menyewa rumah atau tempat usaha dan kesulitan membayar uang sewa.
* Vendor atau Supplier: Dalam konteks bisnis, jika perusahaanmu kesulitan membayar tagihan dari pemasok.
Jadi, cakupannya luas banget. Prinsipnya, setiap kali kamu punya kewajiban pembayaran dan nggak sanggup memenuhinya sesuai jadwal, pihak yang berhak menerima pembayaran itu adalah target surat permohonanmu.
Bagian-Bagian Penting dalam Surat Permohonan¶
Menulis surat resmi itu ada aturannya, meski gayanya bisa casual. Tujuannya supaya suratmu terlihat profesional, serius, dan gampang dipahami oleh penerima. Ada beberapa bagian kunci yang wajib ada dalam surat permohonan keringanan pembayaran.
Struktur Umum Surat Resmi¶
Struktur dasarnya mirip surat resmi pada umumnya:
1. Kop surat (jika ada, misalnya untuk surat bisnis)
2. Tanggal surat
3. Nomor surat (jika dibutuhkan)
4. Lampiran (jika ada dokumen pendukung)
5. Hal (subjek surat)
6. Alamat tujuan surat (kepada siapa surat ditujukan)
7. Salam pembuka
8. Isi surat (bagian terpenting!)
9. Salam penutup
10. Nama jelas dan tanda tangan pengirim
Memakai struktur ini akan membuat suratmu terlihat rapi dan profesional. Ini menunjukkan bahwa kamu serius dalam mengajukan permohonan ini.
Elemen Kunci yang Harus Ada¶
Sekarang kita bahas elemen-elemen spesifik yang harus ada dalam isi surat permohonan keringanan pembayaran. Ini adalah “jeroan” suratmu yang menentukan apakah permohonanmu akan dipertimbangkan atau tidak.
Informasi Penerima & Pengirim¶
Pastikan kamu menulis nama dan alamat penerima surat dengan benar dan lengkap. Kalau kamu tahu nama pejabat atau departemen yang mengurus keringanan, sebutkan namanya. Begitu juga informasimu sebagai pengirim: nama lengkap, alamat, nomor kontak, dan nomor identifikasi utang/kontrak (misalnya, nomor rekening pinjaman, nomor polis, nomor tagihan). Kekuatan suratmu dimulai dari keakuratan data ini.
Subjek Surat¶
Bagian “Hal” atau “Subjek” ini penting banget! Buatlah sejelas mungkin agar penerima langsung tahu maksud suratmu. Contoh: Permohonan Keringanan Pembayaran Tagihan Kartu Kredit, atau Pengajuan Penjadwalan Ulang Cicilan KPR, atau Permohonan Penundaan Pembayaran Uang Kuliah. Singkat, padat, dan jelas.
Pembukaan dan Pengantar¶
Awali dengan salam hormat yang sopan. Kemudian, di paragraf pembuka, sampaikan maksud suratmu secara langsung tapi halus. Misalnya, “Dengan hormat, melalui surat ini saya yang bertanda tangan di bawah ini, [Nama Lengkap], bermaksud mengajukan permohonan keringanan pembayaran terkait dengan [jelaskan kewajiban pembayarannya, sebutkan nomor kontrak/akun jika ada]”.
Penjelasan Situasi Finansial¶
Ini adalah inti argumenmu. Jelaskan secara jujur dan ringkas mengapa kamu kesulitan memenuhi kewajiban pembayaran saat ini. Sebutkan alasan spesifiknya (misalnya, kehilangan pekerjaan, ada tanggungan biaya medis, penurunan omzet usaha). Hindari bahasa yang terlalu emosional atau terkesan mengeluh tanpa alasan. Fokus pada fakta yang menyebabkan kesulitan. Paragraf ini harus kuat tapi tetap bersahaja.
Permohonan Keringanan yang Jelas¶
Setelah menjelaskan situasimu, sampaikan permohonanmu dengan spesifik. Jangan hanya bilang “minta keringanan”. Sebutkan jenis keringanan apa yang kamu harapkan. Misalnya, “Saya mohon keringanan berupa penundaan pembayaran pokok cicilan selama 3 bulan,” atau “Saya mohon agar diberikan kesempatan untuk membayar cicilan dengan nominal yang lebih kecil, misalnya Rp [Jumlah] per bulan selama [Jumlah] bulan ke depan,”. Pastikan permintaanmu spesifik.
Proposal Solusi Pembayaran¶
Ini bagian krusial yang sering dilupakan orang. Jangan hanya meminta, tapi tawarkan juga solusi yang realistis dari sisimu. Setelah meminta keringanan, jelaskan bagaimana rencanamu untuk membayar di masa depan. Misalnya, “Selama masa penundaan, saya akan berupaya mencari pekerjaan baru dan berkomitmen untuk mulai membayar kembali penuh setelah periode tersebut,” atau “Dengan cicilan yang lebih kecil, saya yakin dapat rutin membayar setiap bulannya dan melunasi kewajiban saya secara bertahap.” Menawarkan solusi menunjukkan niat baik dan tanggung jawab.
Dokumen Pendukung (Jika Ada)¶
Untuk memperkuat permohonanmu, lampirkan dokumen-dokumen yang bisa membuktikan kondisi finansialmu yang sulit. Contoh: Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (PHK) dari perusahaan, bukti tagihan medis, laporan keuangan usaha yang menunjukkan penurunan omzet, atau dokumen lain yang relevan. Bukti konkret akan membuat permohonanmu lebih meyakinkan.
Penutup dan Harapan¶
Di bagian penutup, sampaikan kembali harapanmu agar permohonanmu dapat dipertimbangkan. Ucapkan terima kasih atas waktu dan perhatian mereka. Tutup dengan salam penutup yang formal dan sopan. Misalnya, “Besar harapan saya kiranya Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan permohonan ini. Atas perhatian dan kebijaksanaannya, saya ucapkan terima kasih.”
Tips Menyusun Surat yang Efektif¶
Menulis surat permohonan bukan cuma soal format, tapi juga isi dan gaya bahasa. Beberapa tips ini bisa bikin suratmu lebih berdampak dan punya peluang lebih besar untuk dikabulkan.
Image just for illustration
Kejujuran dan Kejelasan¶
Sampaikan situasimu apa adanya, tapi tetap fokus pada poin-poin penting. Jangan melebih-lebihkan atau berbohong. Kejujuran akan membangun kepercayaan. Selain itu, jelaskan situasimu dan permohonanmu dengan jelas dan tidak bertele-tele. Penerima surat mungkin membaca banyak surat serupa setiap hari, jadi buat suratmu mudah dipahami.
Nada Sopan dan Profesional¶
Meskipun kamu sedang dalam kesulitan, jaga nada bahasamu tetap sopan dan profesional. Hindari menyalahkan pihak lain atau menggunakan bahasa yang menuntut. Ingat, kamu sedang memohon bantuan, bukan menagih hak. Bahasa yang baik akan meninggalkan kesan positif.
Tawarkan Solusi Realistis¶
Seperti yang dibahas sebelumnya, menawarkan solusi pembayaran yang realistis dari sisimu itu penting banget. Ini menunjukkan bahwa kamu sudah memikirkan langkah selanjutnya dan punya komitmen untuk menyelesaikan masalah ini. Hitung kemampuan finansialmu dan usulkan skema pembayaran yang benar-benar bisa kamu jalankan.
Sertakan Bukti yang Kuat¶
Dokumen pendukung adalah senjata rahasia suratmu. Surat PHK, tagihan medis, laporan keuangan yang merugi; semua itu adalah bukti nyata dari kesulitanmu. Melampirkan bukti akan membuat ceritamu lebih kredibel dan sulit dibantah. Jangan malas mengumpulkan dan melampirkan dokumen-dokumen ini.
Periksa Kembali Sebelum Dikirim¶
Kesalahan ketik atau informasi yang salah bisa mengurangi profesionalisme suratmu. Bacalah kembali suratmu dengan teliti sebelum dikirim. Pastikan semua informasi (nama, alamat, nomor akun, jumlah tagihan) sudah benar dan tidak ada typo atau kesalahan tata bahasa. Kalau perlu, minta teman atau anggota keluarga untuk membacanya juga.
Jenis-Jenis Keringanan yang Bisa Dimohon¶
Saat mengajukan permohonan, kamu harus spesifik minta keringanan apa. Ada beberapa bentuk keringanan yang umum diberikan, tergantung kebijakan pemberi pinjaman atau penagih.
Image just for illustration
Cicilan Bertahap¶
Ini adalah salah satu bentuk keringanan paling umum. Jika kamu punya tunggakan besar atau tagihan yang harus dibayar sekaligus, kamu bisa memohon agar diperbolehkan membayarnya secara bertahap dalam beberapa kali cicilan. Jumlah dan jangka waktunya bisa kamu usulkan dalam surat.
Pengurangan Pokok atau Bunga¶
Ini mungkin lebih sulit didapatkan, tapi bukan tidak mungkin, terutama dalam kasus-kasus utang yang sudah macet parah atau kebijakan restrukturisasi utang tertentu. Kamu bisa memohon agar jumlah pokok utang atau bunga yang harus dibayar dikurangi. Biasanya ini disertai dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Penundaan Pembayaran (Grace Period)¶
Kamu bisa memohon penundaan pembayaran selama periode waktu tertentu, misalnya 1-3 bulan. Selama periode ini, kamu tidak perlu membayar cicilan atau tagihan sama sekali. Ini memberikanmu waktu untuk bernapas dan menata kembali keuanganmu, atau mencari sumber pendapatan baru. Setelah masa penundaan berakhir, kamu akan mulai membayar lagi sesuai perjanjian baru.
Penghapusan Denda atau Biaya¶
Jika kamu punya tunggakan, biasanya akan ada denda atau biaya keterlambatan. Kamu bisa memohon agar denda atau biaya ini dihapuskan atau dikurangi. Ini cukup umum diberikan jika kamu menunjukkan niat baik dan komitmen untuk segera melunasi tunggakan pokok atau melanjutkan pembayaran.
Memilih jenis keringanan yang tepat tergantung pada situasimu. Kalau kamu butuh waktu untuk mengumpulkan dana, minta penundaan. Kalau kamu sanggup bayar tapi nominalnya terlalu besar, minta cicilan bertahap atau pengurangan nominal. Analisis dulu kondisimu ya.
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mengirim¶
Sebelum suratmu meluncur ke tujuannya, ada baiknya kamu melakukan persiapan tambahan. Ini akan meningkatkan peluang keberhasilan permohonanmu.
Pahami Kebijakan Penerima¶
Setiap institusi punya kebijakan restrukturisasi atau pemberian keringanan yang berbeda-beda. Cobalah cari informasi tentang kebijakan ini. Apakah mereka memang punya program keringanan? Syarat-syaratnya apa saja? Mengetahui ini akan membantumu merumuskan permohonan yang sesuai dan realistis dengan apa yang mungkin mereka tawarkan.
Siapkan Dokumen Pendukung¶
Sudah dibahas, tapi penting diulang. Siapkan semua dokumen yang diperlukan sebelum mulai menulis surat. Mulai dari KTP, kartu keluarga, surat PHK, laporan keuangan, tagihan medis, bukti penurunan pendapatan, dll. Pastikan dokumen-dokumen ini jelas dan lengkap.
Tentukan Target Keringanan yang Wajar¶
Sebelum menulis surat, pikirkan baik-baik, jenis keringanan apa yang benar-benar kamu butuhkan dan realistis untuk kamu penuhi nantinya. Jangan meminta penundaan 1 tahun kalau kamu kira-kira hanya butuh 3 bulan. Atau meminta pengurangan pokok 50% kalau kemungkinan besar mereka hanya bisa memberi pengurangan denda. Tentukan target yang wajar berdasarkan analisis kemampuan finansialmu.
Apa yang Terjadi Setelah Surat Dikirim?¶
Setelah surat permohonanmu terkirim, prosesnya belum selesai, guys. Ada beberapa tahap yang biasanya terjadi.
Image just for illustration
Proses Evaluasi¶
Pihak penerima akan menerima suratmu dan melakukan evaluasi. Mereka akan memeriksa kelengkapan dokumen, memverifikasi informasi yang kamu berikan, dan menilai kelayakanmu untuk mendapatkan keringanan. Proses ini bisa memakan waktu, jadi bersabarlah.
Negosiasi Lanjutan¶
Seringkali, surat pertama hanya menjadi pembuka. Mereka mungkin akan menghubungimu untuk meminta informasi tambahan, mengklarifikasi situasimu, atau menawarkan alternatif keringanan yang berbeda dari yang kamu minta. Di sinilah proses negosiasi terjadi. Bersiaplah untuk berdiskusi dan mungkin berkompromi.
Kemungkinan Hasil (Diterima, Ditolak, Negosiasi)¶
Ada tiga kemungkinan hasil utama:
1. Diterima: Permohonanmu disetujui, dan kamu akan mendapatkan kesepakatan baru (jadwal pembayaran baru, jumlah cicilan baru, dll). Pastikan kamu mendapatkan perjanjian baru ini secara tertulis!
2. Ditolak: Permohonanmu tidak disetujui. Jika ini terjadi, tanyakan alasannya. Mungkin ada informasi yang kurang jelas, atau kamu tidak memenuhi syarat. Jika memungkinkan, tanyakan apakah ada alternatif lain yang bisa ditawarkan atau kapan kamu bisa mencoba lagi.
3. Negosiasi: Seperti yang disebut di atas, mereka mungkin tidak langsung mengabulkan permohonanmu sepenuhnya, tapi menawarkan skema lain. Ini adalah kesempatanmu untuk bernegosiasi dan mencari titik temu yang paling baik untuk kedua belah pihak.
Kesalahan Umum yang Harus Dihindari¶
Saat menulis surat permohonan, ada beberapa jebakan yang sebaiknya kamu hindari agar suratmu lebih efektif.
Image just for illustration
Menggunakan Bahasa yang Emosional/Menuntut¶
Hindari curhat berlebihan, menyalahkan pihak lain, atau menggunakan bahasa yang menuntut seolah kamu berhak mendapatkan keringanan. Tetaplah sopan, profesional, dan fokus pada fakta kesulitanmu serta solusi yang kamu tawarkan.
Tidak Memberikan Penjelasan Jelas¶
Jangan hanya bilang “saya lagi susah jadi nggak bisa bayar”. Jelaskan mengapa kamu susah dengan spesifik, meskipun ringkas. Penjelasan yang jelas dan disertai bukti akan lebih meyakinkan daripada keluhan tanpa detail.
Tidak Menawarkan Solusi¶
Surat yang hanya berisi permohonan tanpa ada proposal solusi dari pengirimnya terkesan pasif. Tunjukkan inisiatifmu dengan menawarkan skema pembayaran yang realistis. Ini menunjukkan niat baik dan tanggung jawabmu.
Tidak Melampirkan Dokumen Pendukung¶
Ini kesalahan fatal! Tanpa bukti, permohonanmu hanya tinggal kata-kata. Dokumen pendukung adalah validasi dari ceritamu. Jangan sampai lupa melampirkannya.
Fakta Menarik Seputar Keringanan Pembayaran & Negosiasi Utang¶
Proses keringanan pembayaran ini sebenarnya bagian dari manajemen utang. Di dunia finansial, negosiasi utang atau restrukturisasi itu hal yang umum lho. Banyak orang dan perusahaan melakukannya saat menghadapi kesulitan.
Image just for illustration
Tingkat keberhasilan permohonan keringanan bervariasi, tergantung pada kebijakan pemberi pinjaman, situasi individu peminjam, dan seberapa baik permohonan diajukan. Tapi yang jelas, mencoba jauh lebih baik daripada tidak sama sekali. Sebuah studi atau data umum mungkin sulit didapat, karena ini sangat tergantung pada institusi. Namun, kemauan pemberi pinjaman untuk bernegosiasi biasanya lebih tinggi jika peminjam proaktif dan menunjukkan niat baik. Lembaga keuangan juga punya kepentingan agar utang terbayar, meskipun dengan skema yang diubah, daripada tidak terbayar sama sekali.
Di beberapa negara, ada lembaga atau konsultan keuangan yang bisa membantu individu bernegosiasi dengan kreditur mereka. Mereka bertindak sebagai perantara dan memberikan saran ahli. Di Indonesia pun ada beberapa lembaga serupa atau jasa konsultan hukum yang bisa membantu dalam restrukturisasi utang yang kompleks.
Membuat Proposal Solusi Pembayaran yang Menarik¶
Bagian ini penting banget, makanya kita ulas lagi lebih dalam. Proposal solusi yang kamu ajukan harus menarik bagi kedua belah pihak, atau setidaknya masuk akal dari sudut pandang pemberi pinjaman.
Image just for illustration
Analisis Kemampuan Bayar¶
Sebelum menulis nominal atau jangka waktu dalam proposalmu, hitung dulu dengan jujur berapa kemampuanmu membayar per bulan saat ini. Buat anggaran sederhana: hitung semua pemasukan dan pengeluaran pokok. Dana sisa itulah yang bisa kamu alokasikan untuk membayar utang. Jangan mengusulkan jumlah yang kamu sendiri ragukan bisa membayarnya.
Buat Skema Cicilan yang Masuk Akal¶
Berdasarkan kemampuan bayarmu, susun skema cicilan yang realistis. Misalnya, jika cicilan awalmu Rp 5 juta/bulan dan kemampuanmu cuma Rp 2 juta/bulan, usulkan Rp 2 juta/bulan. Hitung berapa lama utang itu akan lunas dengan skema ini. Jika terlalu lama, mungkin kamu bisa menawarkan kenaikan jumlah cicilan setelah beberapa bulan ketika kondisimu diharapkan membaik. Fleksibilitas dalam proposalmu bisa jadi nilai tambah.
Tunjukkan Niat Baik dan Komitmen¶
Selain angka, tunjukkan bahwa kamu punya niat baik untuk tetap melunasi utang. Gunakan bahasa yang positif dan penuh komitmen dalam menjelaskan rencanamu. Misalnya, “Saya sangat berkomitmen untuk menyelesaikan kewajiban ini dan siap mengikuti skema pembayaran yang disepakati,”.
Pentingnya Tindak Lanjut (Follow Up)¶
Setelah suratmu terkirim dan kamu sudah menunggu beberapa waktu sesuai estimasi waktu proses mereka, jangan ragu untuk melakukan tindak lanjut atau follow up.
Image just for illustration
Hubungi pihak terkait (departemen yang menangani) untuk menanyakan status permohonanmu. Sebutkan nomor surat atau nomor referensi yang kamu berikan sebelumnya. Follow up menunjukkan bahwa kamu serius dengan permohonan ini dan proaktif dalam menyelesaikan masalah. Tapi ingat, lakukan follow up dengan sopan ya, jangan menagih seolah-olah merekalah yang berutang padamu.
Kapan Sebaiknya Mempertimbangkan Konsultasi Profesional?¶
Jika utangmu sangat besar, situasimu sangat kompleks, atau kamu merasa overwhelmed dan kesulitan bernegosiasi sendiri, mungkin ini saatnya mencari bantuan profesional.
Image just for illustration
Konsultan keuangan, penasihat hukum, atau lembaga mediasi utang bisa memberikan saran berharga. Mereka punya pengalaman bernegosiasi dengan berbagai institusi dan bisa membantu menyusun strategi terbaik untuk situasimu. Tentu saja, ini mungkin butuh biaya, jadi pertimbangkan baik-baik ya.
Contoh Sederhana Struktur Surat (Non-Template Full)¶
Ini bukan template siap pakai, tapi gambaran struktur yang bisa kamu ikuti:
[KOP SURAT - jika ada]
[Tanggal Surat]
Nomor: [Nomor Surat, jika perlu]
Lampiran: [Jumlah lampiran]
Hal: Permohonan Keringanan Pembayaran [Sebutkan objek pembayarannya, misal: Cicilan Kendaraan No. Pol. B 1234 XYZ]
Kepada Yth.
[Nama Jabatan/Bagian Penerima]
[Nama Institusi Penerima]
[Alamat Lengkap Institusi Penerima]
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama: [Nama Lengkap]
Alamat: [Alamat Lengkap]
Nomor Identitas (KTP/Paspor): [Nomor Identitas]
Nomor Kontak: [Nomor Telepon/HP]
Nomor Kontrak/Akun: [Nomor kontrak utang/akun tagihan]
Dengan ini mengajukan permohonan keringanan pembayaran terkait kewajiban saya pada [Sebutkan kewajibannya, misal: perjanjian pembiayaan kendaraan] dengan nomor kontrak [Nomor Kontrak].
Adapun kesulitan finansial yang saat ini saya hadapi disebabkan oleh [Jelaskan secara ringkas dan jujur alasannya, misal: kehilangan pekerjaan, penurunan omzet usaha, musibah sakit]. Hal ini mengakibatkan [Jelaskan dampaknya pada kemampuan bayar, misal: pendapatan saya menurun drastis, muncul biaya tak terduga yang besar].
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kiranya [Nama Institusi Penerima] dapat memberikan keringanan pembayaran berupa [Sebutkan jenis keringanan yang dimohon, misal: penundaan pembayaran cicilan pokok selama 3 bulan] atau [usulkan alternatif lain jika ada, misal: penjadwalan ulang cicilan dengan nominal yang lebih rendah sebesar Rp [Jumlah] per bulan].
Sebagai bentuk itikad baik dan komitmen saya untuk menyelesaikan kewajiban ini, saya telah menyusun proposal pembayaran [Jelaskan rencana bayarmu, misal: akan mulai membayar penuh setelah masa penundaan, akan rutin membayar dengan nominal baru]. Terlampir bersama surat ini adalah dokumen pendukung [Sebutkan dokumen yang dilampirkan, misal: Surat PHK, Laporan Keuangan Usaha].
Besar harapan saya kiranya Bapak/Ibu dapat mempertimbangkan permohonan ini. Atas perhatian dan kebijaksanaannya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
[Tanda Tangan]
[Nama Lengkap]
Ingat, ini hanya kerangka. Kamu perlu mengisinya dengan detail situasimu dan menyesuaikan bahasanya.
Menghadapi kesulitan finansial itu nggak mudah, tapi menghadapinya dengan proaktif dan bertanggung jawab adalah langkah terbaik. Surat permohonan keringanan pembayaran adalah alat yang bisa membantumu melewati masa sulit ini. Jangan menyerah!
Nah, itu dia panduan lengkap soal surat permohonan keringanan pembayaran. Semoga bermanfaat ya!
Pernah punya pengalaman mengajukan keringanan pembayaran? Atau mungkin ada pertanyaan lain seputar topik ini? Share di kolom komentar dong! Diskusi yuk!
Posting Komentar